Senin, 09 Mei 2011

HANBOK, BATIK KHAS KOREA


Han adalah sebutan bagi Korea, dan Bok berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea sebenarnya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian Korea”, berbeda dengan orang Indonesia yang menyebut Batik sebagai pakaian tradisional khas Indonesia. Masyarakat Korea sangat bangga terhadap Hanbok sebagai identitas pakaian tradidional mereka. Karakteristik yang menjadi keunggulannya adalah potongan siluetnya yang simpel serta warna-warna yang atraktif dan indah.

          Hanbok merupakan pakaian tradisional Korea Selatan atau Choson-ot untuk sebutan di Korea Utara. Pakaian ini umumnya memiliki warna yang cerah dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, Hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon”. Jadi, pakaian ini biasa dikenakan secara formal atau semiformal dalam perayaan atau festival tradisional, misalnya tahun baru Seollal (Imlek) atau perayaan Chuseok. Hanbok terdiri dari baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (Baji) dan rok wanita (Chima). Saat ini Hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, tetapi pada saat-saat tertentu masih sering digunakan.


Sejarah HANBOK

Ketiga bagian Hanok yang sudah disebutkan sebelumnya, ternyata sudah ada sejak lama di Korea. Tetapi mulai lebih berkembang ketika zaman Tiga Kerajaan yang ada sejak abad ke-1 sebelum masehi sampai abad ke-7 sm dengan bentuk yang lebih rumit.

          Kaum bangsawan pada umumnya memakai Hanbok berbahan dasar serat rami dan berwarna indah. Sementara rakyat biasa hanya memakai bahan yang lebih murah. Dulu, orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka, sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi dan keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah. Setelah zaman Tiga Kerajaan berakhir, budaya Hanbok terus berlanjut dan mengalami beberapa perubahan di zman Dinasti Goryeo (918-1392) hingga akhirnya tetap ada sampai zaman Dinasti Joseon (1392-1897) dan jadi lebih mudah dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
         
Dulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untukj upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (Doljanchi), upacara pernikahan atau upacara kematian. Warna-warna Hanbok diambil dari warna alami yang sesuai dengan Yin dan Yagng di dalam teori Asia Timur. Putih adalah warna dasar yang paling banyak dipakai oleh masyarakat umum, melambangkan semangat, sederhana dan murni. Sedangkan warna merah menandakan nasib baik dan kekayaan, yang biasa digunakan dalam pakaian perempuan. Indigo, warna keteguhan, digunakan untuk rok wanita pengadilan dan jas resmi pejabat pengadilan. Kuning, yang merupakan pusat alam semesta, dipakai oleh keluarga kerajaan.


Bagian – Bagian HANBOK


         1.   Jeogori

Jeogori yang dipakai wanita dan pria sedikit berbeda bentuknya. Jeogori yang dipakai pria lebih besar dan panjangnya menutupi bagian tubuh atas sampai pinggang, sedangkan Jeogori yang dipakai wanita hanya sampai bawah dada.


2.   Dongjeong

Dongjeong adalah garis kerah Jeogori yang berbentuk V, biasanya bagian ini berwarna putih.


3.   Goreum

Goreum merupakan pita pengikat antara Jeogori dan Chima. Zaman dulu, Goreum belum terlalu banyak detail hiasannya, tetapi jika melihat Hanbok modern Korea sekarang ini, ada begitu banyak varian warna dan bentuk Goreum yang fashionable.


4.   Chima

Chima adalah rok yang menggembung di Hanbok wanita. Chima berbentuk panjang dan mengembang menutupi sebagian besar tubuh sang pemakai, tujuannya selain untuk mengatur penampilan seupaya terlihat lebih sopan, juga untuk memudahkan gerak agar lebih leluasa.




         5.   Baji

Baji adalah celana yang dipakai pria Korea dan diikat dengan pengikat bernama Daenim. Di masa kuno, orang Korea baik pria maupun wanita menggunakan Baji (khusus wanita, tergantung kegiatan mereka. Dulu ukuran Baji dijadikan sebagai status sosial mereka.


6.   Baerae

Baerae adalah garis terbawah dari lengan Jeogori atau Magoja (jaket luar). Dengan bentuk garis melingkar yang membentuk kurva, serupa dengan garis yang terdapat pada bagian atap rumah tradisional korea.


7.   Beoseon

Beoseon adalah sepasang kaos kaki. Bentuk dari Beoseon sebenarnya tidak  merefleksikan perbedaan gender penggunanya, baik pria maupun wanita. Hanya saja Beoseon pria memiliki pelipit lurus.


8.   Pattern

Pattern adalah susunan gambar atau garis dan juga perpaduan beberapa warna.


9.   Durumagi

Durumagi merupakan pakaian luar yang berfungsi sebagai jubah penahan dingin. Durumagi hampir mirip bentuknya dengan Jeogori tetapi ukurannya panjang sampai lutut dengan kerah dan bagian lengan lebih besar.




Source : Gaul Magazine 

Sabtu, 07 Mei 2011

SAVE THE EARTH FROM GLOBAL WARMING

1. Dispose of Waste In Place
This sentence has often we hear and see everywhere, but still many people who don’t carry it out. The government even has set the trash almost every street corner. But there are still people who throw plastic garbage everywhere. If there is no trash can nearby, trash should be stored first and then discarded if there is trash. One of waste dumped haphazardly in a day can lead to flooding if there are ten people who are even more littering.
2. Close the Car Door or when AC Illuminates Rooms
There are still many people who don’t know that AC is one trigger of Global Warming, as more and more are using the AC, then our earth will get hot. This is because the AC containing Freon or Chlorofluorocarbons (CFCs), which consists of carbon, chlorine and fluorine. Where these gases could make the earth's ozone layer eroded. Therefore, when an AC car or an AC room or a house fire should close the door to his gas doesn’t come out so that the ozone layer could be maintained.
3. Bring Your Own Bag Shopping
When shopping at supermarkets or traditional markets, will certainly bring a lot of plastic bags which will be discarded. To reduce the plastic waste, better use a bag or shopping bag that can be used multiple times so as to reduce the plastic waste that can’t be recycled.
4. Eating and Drinking Places Using Own
Most students choose to bring lunch, but they chose to use sterofoam and bottled water to make it more simple. Just as plastic bags, plastic bottles and sterofoam can’t be recycled. We recommend that you use a place to eat and drink themselves to reduce consumption of plastic bottles and sterofoam.
5. Efficient Electricity
Use electricity economically, such as to download the HP or the laptop battery charge, to charge is if the battery is completely discharged and the charge until the battery is completely full. When finished to charge, unplug the power cord from the wall socket, because otherwise the electricity will continue to flow and make the electricity wasted in vain. This also applies to other electronic goods such as televisions, fans, computers, etc..
6. Use Commercial Vehicle
Number of motor vehicles in Indonesia is quite a lot, especially in big cities like Jakarta and Bandung. In addition to causing traffic jams, the carbon generated from the vehicle can cause eroded ozone layer. More and more vehicles are used, the more carbon monoxide produced. To overcome this, you should use public transport to reduce carbon monoxide, which can damage the ozone layer.
7. Save Water
In addition to saving water for everyday purposes, such as bathing, washing dishes or doing other activities that require water. Saving water can also be done by not buying bottled water. That's because bottled water taken from mountain springs which unconsciously if constantly on his take of water, could be discharged because the weather was erratic today. By not buying bottled water, by itself produced they do will be reduced.

Source : Gaul Magazine