Rabu, 29 September 2010

KERAGAMAN SENI RUPA DI NUSANTARA

Letak wilayah, waktu dan kehidupan sosial budaya menjadi faktor yang menyebabkan keragaman karaya seni. perbedaan budaya penduduk nusantara antara satu pulau dan pulau lainnya, maupun perbedaan antara suku yang satu dan suku yang lainnya menghasilkan ekspresi seni yang berbeda beda. masyarakat nusantara berkarya dengan berdasarkan kepercayaan dan keyakinan mereka, seperti animisme, dinamisme, Hindu, Budha, Islam dan sebagainya. Dari sudut ekspresi, persamaan yang tampak adalah adanya kecenderungan untuk membuat abstraksi dari setiap objek yang digambar.

Dalam kepercayaan mereka, benda-benda upacara merupakan perwujudan dari dunia arwah atau dunia dewa yang selama ini tidak mereka ketahui dengan pasti. Oleh karena itu, mereka mewujudkannya dalam bentuk-bentuk binatang, manusia, atau tumbuhan yang ada di dunia. Mereka menganggap bahwa perwujudan abstraksi tersebut dapat menggambarkan dunia arwah atau dunia dewa yang belum pernah mereka lihat.

Beberapa karya seni tersebut hanyalah karya-karya yang dibuet oleh masyarakat pada zaman prasejarah, zaman Hindu, Budha dan zaman Islam. Karya-karya seni rupa tersebut dikelompokkan menjadi karya seni hias, seni patung, seni wayang, seni sesaji, seni tembikar, seni anyaman dan seni bangunan.
  • Seni Hias
Umumnya seni hias terdapat pada kain tenunan adan ukiran kayu atau batu. Biasanya orang menganggap bahwa karya seni hias dibuat untuk tujuan keindahan. namun sebenarnya, bagi masyarakat Nusantara lampau, aktivitas membuat karya seni hias tidak lepas dari kepercayaan ynag diyakini. Pembuatan hiasan pada kulit kayu dalam masyarakat Sentani, Papua, misalnya berkaitan erat dengan kepercayaan mereka. Contoh lain adalah gambar-gambar yang terdapat pada Damarkurung di masyarakat Gresik. Darmakurung adalah lampion, yaitu pelita yang ditutupi tudung.
  • Seni Patung
Secara umum  pembuatan patung di Nusantara tidak terlepas dari kegiatan upacara yang dilakukan oleh masyarakat. Namun terdapat pula patung-patung gerabah di era Majapahit yang diperkirakan dibuat sebagai cendera mata untuk tamu-tamu yang berkunjung ke kerajaan tersebut. Patung yang ada di kawasan Nusantara terdiri dari dua jenis yaitu patung yang berdiri sendiri (bukan bagian dari suatu bangunan) dan patung relief (menyatu dengan struktur bangunan). Di Nusantara, patung telah dibuat sejak zaman prasejarah. Material yang digunakan dalam pembuatan patung misalnya batu, gerabah dan kayu. Salah satu wujud patung yang dapat ditemukan di kawasan Nusantara adalah patung yang berfungsi sebagai peti mati (Sarkofagus) di kawasan Samosir, Sumatera Utara. Sarkofagus yang memiliki nama lain Parholin ini berfungsi sebagai tempat menyimpan tulang-tulang bagi jenazah masyarakat Batak yang berasal dari golongan ningrat.
Jenis patung lainnya adalah patung yang bergabung dengan struktur bangunan atau biasa disebut dengan relief. Patung jenis ini paling banyak ditemukan pada bangunan candi zaman Hindu-Budha di Indonesia. Rama adalah titisan dewa Winu yang kedelapan, yang di utus untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran akibat kejahatan Rahwana. Relief Ramayan ini dipahat pada dinding pagar balkon Candi Siwa dan Candi Brahma dalam komplek Candi Prambanan.
  • Seni Bangunan
Bangunan merupakan salah satu hasil budaya masyarakat nusantara yang sanyat penting. Masyarakat Nusantara membuat bangunan dalam beberapa fungsi, yaitu tempat tinggal, lumbung padi dan tempat beribadah. Sebagai contoh, di Jawa Tengah terdapat Rumah Joglo yang berfungsi sebagai tempat tinggal, dan di Toraja Jawa Barat, terdapat rumah yang berfungsi sebagai lumbung padi, selain itu bangunan yang berfungsi sebagai tempat beribadah contohnya Candi di daerah jawa, ruah Pria di Papua, atau Pura di bali. Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan lumbung umumnya terbuat dari kayu, sedangkan bangunan ibadah di era Hindu-Budha terbuat dari batu.
  • Seni Anyaman
Seni anyaman merupakan seni kerajinan masyarakat pedesaan Indonesia yang menyatu dalam kegiatan keseharian mereka. Pada mulanya, kerajinan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari seperti pembuatan keranjang, perabotan, atau perkakas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka.
Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk seni ini antara lain daun Tal (Palmyra), Gebang (Corphya) yang merupakan tumbuhan asli Kepulauan Nusa Tenggara Timur, Lalang (Imperata Cylindrica), Purun, daun kelapa muda, rotan atau bambu. Dari bahan-bahan tersebut, dapat dihasilkan aneka barang kerajinan seperti tikar, tas, dinding langit-langit, tempat air, alat musik, keranjang ayam, dsb. Daerah-daerah penghasil lkerajinan ini antara lain Tasikmalaya (Jawa Barat), NTT, Lombok, Padang, Bali, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar