1.
Silogisme Kategorial
Adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha
menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu
kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.
Contoh kalimat : Semua
harimau pemakan daging.
Pemakan
daging adalah karnivora.
Jadi,
harimau adalah karnivora.
2.
Silogisme
Hipotesis
Adalah silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Contoh kalimat : Jika botol plastik dipanaskan, botol akan meleleh.
Botol plastik
dipanaskan.
Jadi, botol
plastik meleleh.
Jika botol plastik
tidak dipanaskan, botol tidak akan meleleh
Botol
plastik tidak dipanaskan.
Jadi,
botol plastik tidak akan meleleh.
3.
Silogisme
Alternatif
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu
alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh kalimat : Ricky
adalah seorang aktor atau penyanyi.
Ricky
seorang aktor.
Jadi,
Ricky bukan seorang penyanyi.
Ricky
adalah seorang aktor atau penyanyi.
Ricky
bukan seorang aktor.
Jadi, Ricky seorang
penyanyi.
4.
Entimen
Ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis
mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan
hanya premis minor dan simpulan.
Contoh kalimat : Semua ilmuwan adalah orang
jenius.
Max
adalah seorang ilmuwan.
Jadi,
Max adalah orang jenius.
5.
Rantai Deduksi
Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme
saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang
dalam bentuk-bentuk yang informal.
Contoh
kalimat :
Semua
jamu pahit rasanya. (hasil generalisasi)
Kali
ini saya diberi lagi jamu.
Sebab
itu, jamu ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)
Saya
tidak suka akan minuman yang pahit rasanya. (induksi: generalisasi)
Ini
adalah jamu pahit.
Sebab
itu, saya tidak suka jamu ini. (deduksi)
Saya
tidak suka minum apa saja, yang tidak saya senangi (induksi generalisasi)
Saya
tidak suka minuman ini.
Sebab
itu saya tidak meminumnya. (deduksi)