Selasa, 01 November 2011

Misteri Segitiga Bermuda secara Ilmiah

Mengulik semua kisah yang ada di lautan memang tidak ada habisnya, begitu juga dengan misteri laut yang ada di garis imajiner yang menghubungkan antara wilayah Bermuda Island, Puerto Riko dan Miami di Amerika Serikat. Banyak fenomena yang terjadi di sana, seperti Ghost Triangle, Limbo the Lost, hingga Twilight Zone. Tapi dari artikel yang ditulis Vincent Gaddis dari majalah Argosy lah yang menginspirasikan nama yang kini populer dengan sebuutan, Segitiga Bermuda. Setiap ilmuwan yang mengungkap fakta tentang Segitiga Bermuda, punya beragam versi. Tapi sebenarnya apa yang terjadi di Segitiga Bermuda, sehingga banyak kecelakaan yang tak terdeteksi. Bukan kasus kapal laut saja, pesawat yang melintas di atasnya pun bisa hilang bak ditelan bumi.
        Hilangnya kapal Induk USS Cyclops di tahun 1918 menjadi misteri yang belum tercepahkan dalam sejarah Angkatan Laut Amerika. Begitu juga ketika lima pesawat yang dipiloti penerbang terlatih dari sebuah kesatuan yang melintas pada 5 Desember 1945 jam 2 waktu setempat, tiba – tiba menghilang dari deteksi radar dalam kondisi cuaca cerah, padahal komunikasi lewat radio pun sempat dilakukan. Sayangnya lima pesawat itu tetap hilang tanpa jejak. Total dalam peristiwa tiu, 6 pesawat dan 27 penerbang hilang secara gaib. Sejak  peristiwa tersebut, banyak dugaan muncul tentang Segitiga Bermuda. Ada yang mengatakan UFO, Alien, sebuah portal dimensi lain, kumoulan gas methan, hingga rumah iblis, Dajal. Namun, dari penjelasan beberapa ilmuwan secara ilmiah, misteri Segitiga Bermuda bisa jadi masuk akal. LiveScience memuat artikel tentang Segitiga Bermuda yang katanya adalah badai yang tak terduga. Gelombang (Gulf Stream) yang sangat cepat, dan bisa menelan serpihan kapal dan pesawat. Kedalaman Segitiga Bermuda yang berkisar 30.000 meter lebih inilah yang sanggup menelan kapal hingga tidak berjejak sama sekali.
        Begitu juga dengan Laman sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat, History.Navi.Mil yang menjelaskan bahwa Segitiga Bernuda merupakan arus laut yang sangat kuat (Gulf Stream) hingga membuat banyak kapal hilang. Menurut Laman AL Amerika di Segitiga Bermuda terkadang muncul badai atau angin topan secara tiba – tiba dan bisa mengubah cakrawala. Badai ini pula yang membuat kapal angkatan laut hilang di Bahama, Saratoga. Kapal beserta awaknya hilang tanpa bekas pada tahun 1781.
        Disebutkan pula secara ilmiah bahwa Segitiga Bermuda itu semacam anomaly cuaca yang bisa mengacaukan sistem navigasi seperti kompas. Anomaly inilah yang pernah dicatat pelayar legendaris Colombus. Konon katanya, Segitiga Bermuda memiliki pola cuaca yang aneh. Badai yang ada di sekitar Kepulauan Bermuda terkadang membawa gelombang dahsyat setinggi 80 kaki atau bahkan lebih. Gelombang ini pula yang akhirnya sanggup menghancurkan kapal yang sedang melintas. Tidak sedikit yang mengatakan, bahwa topografi dasar laut di Segitiga Bermuda ini terdapat benting (gundukan pasir tengah laut), sebuah pulau di bawah laut atau bahkan palung yang dalamnya luar biasa. Tidak heran, kombinasi ini yang akhirnya membuat arus laut menjadi semakin kuat dan dapat menjebak kapal atau pesawat yang melintas, lalu tertelan ke dasar yang dalam.
        Sementara Laman Pattayadailynews, baru – baru ini mengungkapkan teori peran gas metan hidrat dalam misteri Segitiga Bermuda. Ada semacam longsoran di dasar Segitiga Bermuda yang besar kemungkinan lumpur dan batu besar meluncur cepat, kemudian merobek dasar laut yang akhirnya membuka selubung lapisan gas. Gas itu kemudian pecah mengeluarkan metana dan memunculkan gelombang besar dari ledakan di atas permukaam air. Namun kenyataannya, tetap banyak pelaut apalagi yang masih baru dan dengan pengetahuan yang minim nekat menyeberang. Padahal biarpun hanya sekedar mitos, tidak harus diabaikan. Karena menurut pengalaman mereka yang pernah melintas di sana, kekuatan alam yang tidak pernah jelas, menjadi penyebab takluknya banyak pelaut di Segitiga Bermuda.

Sumber : GAUL, GOOGLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar